Pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah dan berfungsi menahan seluruh beban baik beban hidup ataupun beban mati yang berada di atasnya dan gaya-gaya luar. Pondasi juga berfungsi meneruskan beban menuju lapisan tanah pendukung di bawahnya.
Menurut (Bowles, 1997) menyatakan bahwa pondasi merupakan bagian dari suatu sistem rekayasa yang meneruskan beban yang ditopang oleh pondasi dan beratnya sendiri kepada dan ke dalam tanah atau batuan yang terletak di bawahnya.
(Gunawan, 1983) pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi meletakkan bangunan dan meneruskan beban bangunan atas (upper structure / super structure) ke dasar tanah yang cukup kuat mendukungnya.
Perencanaan pondasi yang baik harus memenuhi kriteria berikut:
Secara umum jenis-jenis struktur bawah (pondasi) terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
Pondasi dangkal adalah struktur bangunan paling bawah yang berfungsi meneruskan (mendistibusi) beban bangunan ke lapisan tanah yang berada relatif dekat dengan permukaan tanah. Saat ini pondasi dangkal sudah banyak dipakai di duni konstruksi, namun pada kondisi tertentu pondasi tersebut tidak cocok untuk dipergunakan.
Pada awalnya, yang dikategorikan dalam pondasi dangkal adalah pondasi yang memiliki kedalaman (D) lebih kecil atau sama dengan dimensi lebar pondasi (B). Namun dalam perkembangannya, pondasi masih dianggap dangkal meskipun kedalaman pondasi mencapai tiga sampai empat kali lebar pondasi (4B).
Yang termasuk dalam pondasi dangkal adalah sebagai berikut:
Pada umumnya digunakan pada bangunan rumah tinggal dan gedung bertingkat ringan, yaitu dengan memperlebar bagian bawah kolom atau dinding bawah bangunan sehingga membentuk suatu telapakyang menyebarkan beban bangunan menjadi tegangan yang lebih kecil dari daya dukung tanah yang diizinkan. Jadi pondasi ini berfungsi mendukung bangunan secara langsung pada lapisan tanah. Pondasi telapak dibagi menjadi empat jenis yaitu:
Digunakan untuk memikul sebuah kolom tunggal, tugu, menara, tangki air dan cerobong asap.
Digunakan untuk menyangga suatu bangunan panjang, seperti dinding penahan tanah dan dinding bangunan.
Digunakan untuk menahan beban kolom yang besar dan daya dukung tanahnya relatif kecil.
Merupakan sebuah pelat beton yang tebal dan menggunakan tulangan atas dan bawah yang menerus. Pondasi ini digunakan untuk bangunan yang didirikan pada tanah yang memiliki daya dukung rendah atau daya dukung kolom yang besar.
Pondasi cakar ayam digunakan di daerah rawa atau tepatnya pada tanah dengan kapasitas dukung 1,5 – 3,5 ton / m2. Dasar pemikiran pondasi cakar ayam adalah pemanfaatn sifat karakteristik tanah yang tidak dimanfaatkan oleh sistem pondasi lain, yaitu pemanfaatan adanya tekanan tanah pasif. Pondasi ini terdiri dari pelat beton bertulang dengan pipa-pipa beton yang dihubungkan secara monolit. Pelat beton tersebut akan mengapung di atas tanah rawa ataupun tanah lembek. Kekakuannya diperoleh dari pipa beton bertulang yang berada di bawahnya yang dapat berdiri tegak akibat tekanan tanah pasif. Jadi fungsi pipa hanyalah sebagai pengaku dan bukannya sebagai penopang seperti halnya pondasi sumuran.
Pondasi sarang laba-laba berfungsi untuk memikul beban terpusat / kolom dari struktur atas seperti bangunan bertigkat tiga sampai lima, pabrik, hanggar, menara transmisi tegangan tinggi dan menara air. Pondasi ini terdiri dari pelat beton tipis, yang di bawahnya dikakukan oleh rib-rib tegak.
Pondasi dalam merupakan jenis pondasi dalam teknik pondasi yang dibedakan dengan pondasi dangkal dari segi kedalaman masuknya ke dalam tanah. Perbandingan kedalaman dan lebar pondasi lebih dari empat (D/B≥4).
Pondasi dalam biasanya dipasang pada kedalaman lebih dari 3 m di bawah elevasi permukaan tanah. Pondasi dalam dapat digunakan untuk mentransfer beban ke lapisan tanah yang lebih dalam untuk mencapai tanah keras.
Yang termasuk dalam pondasi dalam adalah sebagai berikut:
Pondasi sumuran merupakan peralihan pondasi dangkal dan pondasi tiang.
Pondasi ini dipakai bila lapisan tanah kuat letaknya relatif jauh.
Pondasi tiang digunakan bila lapisan di kedalaman normal tidak mampu mendukung bebannya dan lapisan tanah kerasnya sangat dalam. Pondasi ini dapat terbuat dari beton, kayu, dan baja. Contoh pondasi tiang yaitu pondasi tiang pancang, pondasi bore pile (tiang bor), pondasi tiang kayu dan lain-lain.
Dalam pemilihan bentuk maupu jenis pondasi yang cocok maka perlu adanya pertimbangan yang berkaitan dengan pekerjaan pondasi tersebut. Hal ini dikarenakan tidak semua jenis pondasi cocok di semua tempat. Misalnya pemilihan jenis pondasi tiang pancang di tempat padat penduduk tentu tidak tepat walaupun secara teknik cocok dan secara ekonomis sesuai dengan jadwal kerjanya.
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan jenis pondasi, yaitu:
Kondisi struktur yang berada di atas pondasi juga perlu diperhatikan dalam pemilihan jenis pondasi. Kondisi struktur tersebut dipengaruhi oleh fungsi dan kepentingan bangunan, jenis bahan bangunan yang dipakai (memepengaruhi berat bangunan yang dipikul pondasi) dan seberapa besar penurunan yang diizinkan terjadi pada pondasi.
Faktor lingkungan merupakan faktor yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan di lokasi pembuatan pondasi. Misalnya, di lingkungan yang penduduknya padat dan banyak bangunan direncanakan suatau pondasi dengan jenis pondasi tiang pancang maka pada waktu pelaksanaan pemancangan akan menimbulkan suara yang mengganggu penduduk sekitar dan bisa saja bangunan di sekitarnya akan rusak akibat getaran yang terjadi saat pemancangan. Oleh karena itu saat menyusun metode pelaksanaan pekerjaan harus diperhatikan juga lingkungan di sekitar lokasi pekerjaaan.
Waktu pelaksanaan pekerjaan pondasi juga harus diperhatikan agar tidak mengganggu kepentingan umum. Pemakaian pondasi tiang pancang di lokasi pekerjaan pada jalan raya dalam kota yang memerlukan banyak alat berat sebaiknya dipertimbangkan lagi karena bisa saja memnyebabkan kemacetan lalu lintas yang luar biasa.
Disamping pondasi yang direncanakan harus memiliki kekuatan dan stabilitas yang baik, ada aspek lain juga yang perlu dipertimbangkan yaitu biaya. Analisis jenis pondasi yang tepat dan sesuai dengan kondisi tanah juga bisa menekan biaya konstruksi. Misalnya konstruksi yang akan dibangun pada lokasi dengan kondisi tanah bagus dan cukup kuat bila menggunakan pondasi telapak saja tidak perlu direncanakan menggunakan pondasi tiang. Penggunaan pondasi tiang pancang jens precast yang membutuhkan biaya yang tinggi dalam bidang pelaksanaan dan transportasi bisa diganti dengan pondasi tiang yang dicor di temoat (bore pile) dengan spesifikasi pondasi yang sama untuk menekan biaya.
Standar daya dukung tanah menurut Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung tahun 1983 adalah:
Pondasi tiang bor atau bore pile adalah salah satu contoh pondasi dalam yang memiliki bentuk seperti tabung dan terbuat dari campuran beton bertulang dengan dimensi diameter tertentu. Bore pile dipasang ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebih dahulu, baru kemudian diisi tulangan dan dicor beton.
Untuk pondasi bangunan-bangunan high rise di perkotaan, pondasi ini cocok digunakan karena pada proses pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran-getaran dan kebisingan yang mengganggu di lingkungan sekitar lokasi proyek. Disamping itu, diameter dan kedalaman pondasi bore pile dapat diatur sesuai kebtutuhan daya dukung yang dinginkan. Diamter bore pile bervariasi antara 300 – 2000 mm dan kedalamannya dapat mencapai 50 meter, sehingga untuk bangunan yang sangat tinggi pun pondasi bore pile dapat dipakai. Daya dukung pada waktu tes beban dapat mencapai 2000 ton per titiknya.
Kelebihan pondasi bore pile adalah sebagai berikut:
mengurangi kapasitas dukung bore pile terutama bila bore pile cukup dalam.
temporary casing untuk mencegah kelongsoran.
Pengeboran dapat mengakibatkan gangguan kepadatan, bila tanah berupa pasir atau tanah berkerikil maka digunakan bentonite sebagai penahan longsor.
Untuk artikel selanjutnya di gudangborepile ini silahkan kunjungi next postingan.. “GUDANGBOREPILE.COM” Enjoy