Jasa Pumping Test Di Cianjur, Cibeber, Cibinong, Cidaun di CIANJUR (SNI-8061:2015)

Jasa Pumping Test Di Agrabinta, Bojong Picung, Cempaka, CIANJUR Metode SNI Hantush-Bierchenk (SNI-8061:2015)
February 28, 2022
Jasa Bor Sumur Harvest City Cluster Orcid, Sakura, Rosemary di Cileungsi
February 28, 2022

Jasa Pumping Test Di Cianjur, Cibeber, Cibinong, Cidaun di CIANJUR (SNI-8061:2015)

Pumping test adalah suatu cara untuk melakukan pengujian kapasitas air tanah agar dapat disadap didalam sumur bor. Untuk pemanfaatan air dari sumur bor yang telah dikerjakan perlu diadakan uji sumur atau Pumping Test dimana dari hasil uji ini diharapkan didapat gambaran kondisi dari permukaan air tanah sebelum dilakukan pengambilan air dilakukan uji pemompaan. Uji pemompaan dilakuk

Indonesia drilling 0813 1124 4499

an dengan maksud untuk memperoleh data primer dengan cara melakukan pengukuran tinggi muka air tanah secara langsung di lapangan selama dilakukan pemompaan.

Tujuan uji pemompaan ini adalah untuk mengevaluasi kemampuan lapisan pembawa air (akuifer) dengan kondisi sumur bor berdasarkan parameter yang diperoleh dari hasil pemompaan, sehingga pemanfaatan air baku yang bersumber dari air tanah dilaksanakan dengan tetap mempertahankan kondisi lingkungan di sekitar sumur bor

Industri harus memiliki rekomendasi teknis untuk penerbitan izin pemakaian air tanah atau izin pengusahaan air tanah yang berisi: lokasi dan kedalaman air tanah, jenis dan kedalaman akuifer yang disadap, debit pengambilan air tanah, maka dilakukan pumping test (uji pemompaan) untuk mengetahui debit pengambilan air tanah.

Maksud dan Tujuan

Jabodetabekborair.com

Kegiatan pumping test (uji pemompaan) dengan metode Hantush-Bierschenk ini adalah untuk mengetahui kesempurnaan konstruksi sumur, menentukan besaran kapasitas jenis sumur, mengetahui efisiensi sumur.

Komponen parameter sumur yang akan diperoleh diantaranya adalah dengan debit (Q) dan penurunan muka air (S) yang diukur, dapat diperoleh kapasitas jenis sumur Sw (spesific discharge). Dapat diperoleh parameter koeffisien head loss (B), koeffisien well Loss (C), well loss (CQ2), akuifer loss (BQ), kapasitas jenis sumur (Qs) dan effisiensi sumur (E)

Dalam penganalisaan data, ada berbagai macam metode yang digunakan. Tergantung dari keadaan aliran (Steady atau unsteady state) dan jenis akuifer (Confined, semi confined atau unconfined aquifer). Dalam pekerjaan ini dilakukan metode pumping dengan step drawdown test dan analisa menggunakan metode Hantush-Bierchenk (SNI-8061:2015).

Step test pada dasarnya dilaksanakan setelah pelaksanaan konstruksi sumur dan setelah pembersihan/penyempurnaan sumur atau dengan kata lain tahap akhir dari rangkaian Pekerjaan pemboran airtanah. Step test dilakukan dengan cara mengukur penurunan muka airtanah di dalam sumur uji dengan debit pemompaan yang ditambah secara bertahap. Bierschenk (dalam Suharyadi) menyatakan bahwa efisiensi sumur itu tergantung besarnya pemompaan yang terdiri atas efisiensi pemompaan (Ep) dan Faktor development (Fd).

Efisiensi pemompaan dinyatakan :

Ep = BQ/Sw x 100 %

Besarnya pemompaan yang efisien apabila harga Epnya minimal 70%

Faktor development dinyatakan dengan :

Fd = C/B ´ 100

 

Metode Analisis Hantush-Bierchenk

Tahapan analisa hasil pemompaan step drawdown test denga menggunakan metode Hantush- Bierchenk adalah sebagai berikut:

  • Dari data uji step test dibuat grafik hubungan antara s (drawdown) dan t (waktu pemompaan).
  • Dari grafik hubungan antara s dan t di atas tentukan harga Ds (tambahan penurunan muka airtanah) pada setiap step.
  • Untuk menentukan harga-harga C dan B, plot pada kertas milimeter harga-harga Q ( l/detik ) lawan Sw/Q ( m/l/detik ), tarik garis berat (lurus) yang melalui titik – titik hasil pengeplotan, selanjutnya menentukan harga a dan
  • Menghitung harga BQ dan CQ2
  • Menentukan harga Sw dapat berdasarkan kurva pada atau dengan rumus Sw = BQ + CQ2
  • Menentukan Efisiensi pemompaan (Ep)
  • Menentukan Faktor development (Fd)
  • Menentukan klas dan kondisi sumur

 

Beberapa metode analisis untuk tujuan yang sama dapat dipilih metode Hantush-Bierschenk, Eden- Hazel, Rorabaugh dan Sheahan. Dalam hal dipilih prosedur analisis metode Hantush-Bierschenk.

Jacob (1947) pertama kali menggunakan rumus berikut untuk penerapan uji surutan bertahap :

s w = B(rew, t) Q + C Q2 B(rew, t) = B l (rew, t) + B 2

Keterangan :

Sw adalah surutan;

B l (rew, t) adalah konstanta kehilangan tinggi tekan akuifer linear; B 2 adalah konstanta kehilangan tinggi tekan sumur linear;

C adalah konstanta kehilangan tinggi tekan sumur nonlinear; rew adalah adalah jari-jari efektif sumur;

rw adalah adalah jari-jari sumur; t adalah waktu pemompaan.

Dengan menggunakan prinsip superposisi, Hantush- Bierschenk (1964) menerapkan rumus berikut :

Jumlah dari pertambahan surutan diambil pada interval waktu yang tetap dihitung dari permulaan tiap tahap (t – ti) dapat diperoleh dari persamaan (03), yang berbentuk :

dan dapat ditulis kembali dan dipakai untuk metode analisis sebagai berikut : s w(n) / Qn = B(rew, Δ t) + C Qn

Persamaan terakhir ini digunakan untuk menentukan konstanta B dan C, yang merupakan karakteristik kinerja sumur uji atau sumur produksi, dengan penjelasan sebagai berikut :

s w(n)                      : Surutan total dalam sumur selama n tahap pada waktu t; rew                     : Jari-jari efektif sumur;

Δ t              :  t – t I;

tI                                 : Waktu pada saat tahap ke i dimulai;

Qn                             : Debit tetap selama tahap ke n;

Qi                              : Debit tetap selama tahap ke i yang mendahului tahap n;

ΔQi                           : Qi – Qi – 1;

Δsw(i)                      : Pertambahan surutan antara tahap ke i dengan tahap yang mendahuluinya diambil pada waktu t i + Δ t dari permulaan tahap ke i.

Uji Pemulihan

Ketika pemompaan dihentikan, muka air pada sumur pemommpaan dan sumur observasi akan mulai naik. Peristiwa ini disebut sebagai pemulihan (recovery) muka airtanah, sementara itu besarnya jarak vertikal dibawah muka air statis asal selama periode pemulihan disebut residual drawdown (s’).

 Peralatan Kerja

  1. Meteran / Water level Meter (Solinst 101)
  2. V- Notch
  3. Stop watch
  4. Altimeter
  5. Avometer
  6. Submersible Pump
  7. Chart pumping test
  8. Ballpoint
  9. Mistar

  Pelaksanaan Uji Pompa

Dalam pelaksanaan uji pompa ini, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

  1. Mengukur posisi permukaan tanah tempat uji pompa dengan
  2. Mengukur dalamnya water table, tebal air, tinggi sumur, dan jari-jari
  3. Menentukan debit pemompaan dengan melakukan step drawdown test.
  4. Mengukur penurunan muka air tanah selama pemompaan berlangsung, terhadap waktu
  5. Mengukur debit pemompaan
  6. Kenaikan muka airtanah pemulihan setelah pompa

Jasa Pumping Test di Cianjur Babakankaret
Limbangan Sari
Mekarsari
Nagrak
Sukamaju
Bojongherang
Muka
Pamoyanan
Sawah Gede
Sayang
Solokpandan
Jasa Pumping Test di Cibeber Cibadak
Cibaregbeg
Cibokor
Cihaur
Cikondang
Cimanggu
Cipetir
Cisalak
Girimulya
Kanoman
Karangnunggal
Mayak
Peuteuycondong
Salamnunggal
Selagedang
Sukamaju
Sukamanah
Sukaraharja
Jasa Pumping Test di Cibinong Batulawang
Ciburial
Cikangkareng
Cimaskara
Girijaya
Hamerang
Mekarmukti
Padasuka
Pamoyanan
Pananggapan
Panyindangan
Sukajadi
Sukamekar
Wargaluyu
Jasa Pumping Test di Cidaun Cibuluh
Cidamar
Cimaragang
Cisalak
Gelarpawitan
Gelarwangi
Jayapura
Karangwangi
Karyabakti
Kertajadi
Mekarjaya
Neglasari
Puncakbaru
Sukapura

 

CV Indonesia Drilling
CV Indonesia Drilling
INDONESIA DRILLING Sumur Bor Dangkal 0-15 (Pompa Semi jet Pump ) Sumur Bor Semi Dalam / Jet Pump ( 0- 30 Meter ) Sumur Bor Dalam 50 - 150 meter (Deep Well) Sumur Resapan, Sumur Imbuhan Grounding Penangkal Petir Bore Hole Camera Strous Pile Pondasi Bore pile , Geolistrik, Logging Test Pumping Test ( Uji Pemompaan ) Perijinan Sumur Dalam (SIPPAT)

Leave a Reply

Call Now
Whatsapp