Pumping test adalah suatu cara untuk melakukan pengujian kapasitas air tanah agar dapat disadap didalam sumur bor. Untuk pemanfaatan air dari sumur bor yang telah dikerjakan perlu diadakan uji sumur atau Pumping Test dimana dari hasil uji ini diharapkan didapat gambaran kondisi dari permukaan air tanah sebelum dilakukan pengambilan air dilakukan uji pemompaan. Uji pemompaan dilakuk
an dengan maksud untuk memperoleh data primer dengan cara melakukan pengukuran tinggi muka air tanah secara langsung di lapangan selama dilakukan pemompaan.
Tujuan uji pemompaan ini adalah untuk mengevaluasi kemampuan lapisan pembawa air (akuifer) dengan kondisi sumur bor berdasarkan parameter yang diperoleh dari hasil pemompaan, sehingga pemanfaatan air baku yang bersumber dari air tanah dilaksanakan dengan tetap mempertahankan kondisi lingkungan di sekitar sumur bor
Industri harus memiliki rekomendasi teknis untuk penerbitan izin pemakaian air tanah atau izin pengusahaan air tanah yang berisi: lokasi dan kedalaman air tanah, jenis dan kedalaman akuifer yang disadap, debit pengambilan air tanah, maka dilakukan pumping test (uji pemompaan) untuk mengetahui debit pengambilan air tanah.
Kegiatan pumping test (uji pemompaan) dengan metode Hantush-Bierschenk ini adalah untuk mengetahui kesempurnaan konstruksi sumur, menentukan besaran kapasitas jenis sumur, mengetahui efisiensi sumur.
Komponen parameter sumur yang akan diperoleh diantaranya adalah dengan debit (Q) dan penurunan muka air (S) yang diukur, dapat diperoleh kapasitas jenis sumur Sw (spesific discharge). Dapat diperoleh parameter koeffisien head loss (B), koeffisien well Loss (C), well loss (CQ2), akuifer loss (BQ), kapasitas jenis sumur (Qs) dan effisiensi sumur (E)
Dalam penganalisaan data, ada berbagai macam metode yang digunakan. Tergantung dari keadaan aliran (Steady atau unsteady state) dan jenis akuifer (Confined, semi confined atau unconfined aquifer). Dalam pekerjaan ini dilakukan metode pumping dengan step drawdown test dan analisa menggunakan metode Hantush-Bierchenk (SNI-8061:2015).
Step test pada dasarnya dilaksanakan setelah pelaksanaan konstruksi sumur dan setelah pembersihan/penyempurnaan sumur atau dengan kata lain tahap akhir dari rangkaian Pekerjaan pemboran airtanah. Step test dilakukan dengan cara mengukur penurunan muka airtanah di dalam sumur uji dengan debit pemompaan yang ditambah secara bertahap. Bierschenk (dalam Suharyadi) menyatakan bahwa efisiensi sumur itu tergantung besarnya pemompaan yang terdiri atas efisiensi pemompaan (Ep) dan Faktor development (Fd).
Efisiensi pemompaan dinyatakan :
Ep = BQ/Sw x 100 %
Besarnya pemompaan yang efisien apabila harga Epnya minimal 70%
Faktor development dinyatakan dengan :
Fd = C/B ´ 100
Tahapan analisa hasil pemompaan step drawdown test denga menggunakan metode Hantush- Bierchenk adalah sebagai berikut:
Beberapa metode analisis untuk tujuan yang sama dapat dipilih metode Hantush-Bierschenk, Eden- Hazel, Rorabaugh dan Sheahan. Dalam hal dipilih prosedur analisis metode Hantush-Bierschenk.
Jacob (1947) pertama kali menggunakan rumus berikut untuk penerapan uji surutan bertahap :
s w = B(rew, t) Q + C Q2 B(rew, t) = B l (rew, t) + B 2
Keterangan :
Sw adalah surutan;
B l (rew, t) adalah konstanta kehilangan tinggi tekan akuifer linear; B 2 adalah konstanta kehilangan tinggi tekan sumur linear;
C adalah konstanta kehilangan tinggi tekan sumur nonlinear; rew adalah adalah jari-jari efektif sumur;
rw adalah adalah jari-jari sumur; t adalah waktu pemompaan.
Dengan menggunakan prinsip superposisi, Hantush- Bierschenk (1964) menerapkan rumus berikut :
Jumlah dari pertambahan surutan diambil pada interval waktu yang tetap dihitung dari permulaan tiap tahap (t – ti) dapat diperoleh dari persamaan (03), yang berbentuk :
dan dapat ditulis kembali dan dipakai untuk metode analisis sebagai berikut : s w(n) / Qn = B(rew, Δ t) + C Qn
Persamaan terakhir ini digunakan untuk menentukan konstanta B dan C, yang merupakan karakteristik kinerja sumur uji atau sumur produksi, dengan penjelasan sebagai berikut :
s w(n) : Surutan total dalam sumur selama n tahap pada waktu t; rew : Jari-jari efektif sumur;
Δ t : t – t I;
tI : Waktu pada saat tahap ke i dimulai;
Qn : Debit tetap selama tahap ke n;
Qi : Debit tetap selama tahap ke i yang mendahului tahap n;
ΔQi : Qi – Qi – 1;
Δsw(i) : Pertambahan surutan antara tahap ke i dengan tahap yang mendahuluinya diambil pada waktu t i + Δ t dari permulaan tahap ke i.
Ketika pemompaan dihentikan, muka air pada sumur pemommpaan dan sumur observasi akan mulai naik. Peristiwa ini disebut sebagai pemulihan (recovery) muka airtanah, sementara itu besarnya jarak vertikal dibawah muka air statis asal selama periode pemulihan disebut residual drawdown (s’).
Dalam pelaksanaan uji pompa ini, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :